Prodi Geografi Gelar Sarasehan Kurikulum
Program studi (prodi) Geografi merupakan salah satu prodi baru di Universitas Amikom Yogyakarta. Berkaitan dengan kedudukannya sebagai prodi baru, Prodi Geografi membutuhkan ‘senjata dan amunisi’ agar mampu bersaing dengan Prodi- prodi Geografi yang telah ada. Persaingan tentunya dalam hal prestasi dan kualitas lulusan.
Berdasarkan SNDIKTI, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Kurikulum yang tepat diharapkan dapat dijadikan sebagai ‘senjata dan amunisi’ untuk menghasilkan lulusan atau geograf (sebutan untuk lulusan geografi) yang berkualitas, berciri khas, dan memiliki daya saing dalam hal keilmuan dan ketrampilan.
Salah satu ikhtiar Prodi Geografi untuk menyusun kurikulum adalah mengadakan sarasehan kurikulum. Bertempat di Ruang Citra 1 Universitas Amikom Yogyakarta, acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Juli tersebut menghadirkan dua orang narasumber. Beliau adalah Dr. R. Suharyadi, M. Sc., merupakan seorang dosen dan akademisi dari Fakultas Geografi UGM dan Dr. Suprajaka M. T., yang menjabat sebagai Kepala Badan Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial, Badan Informasi Geospasial (BIG). Acara sarasehan dihadiri oleh para wakil rektor, para dekan, kaprodi, dan dosen- dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Amikom Yogyakarta.
Dalam paparannya para narasumber menjelaskan dan menyarankan bahwa agar mampu bersaing dengan Prodi- prodi Geografi yang telah ada, maka kurikulum Prodi Geografi Universitas Amikom Yogyakarta harus memiliki ciri khas, misalnya penyusunan kurikulum diarahkan agar para geograf mampu mengusasai sub bidang tertentu dalam disiplin ilmu geografi yang dikombinasikan dengan penguasaan teknologi informasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ilmu- ilmu dasar geografi tidak boleh hilang dalam kurikulum yang disusun, karena berbekal dengan ilmu- ilmu dasar (yang diacu dari Ikatan Geograf Indonesia) tersebutlah para lulusan layak disebut sebagai geograf.