Dosen Geografi Universitas Amikom Ikuti Kuliah Umum Tentang Pemanfaatan Radar
Kata “bencana” sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia dikarenakan banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia. Upaya mitigasi dan adaptasi bencana di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan pemanfaatan teknologi radar. Teknologi radar merupakan teknologi canggih yang dapat digunakan dalam monitoring bencana dalam penentuan upaya mitigasi bencana.
Senin 15 Mei 2017, empat orang dosen prodi Geografi Universitas Amikom Yogyakarta mengikuti kuliah umum yang bertajuk “Development of Advanced Synthetic Aperture Radar onboard Aircraft and Microsatellite for Disaster Monitoring” dengan pembicara Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D dari Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University Jepang. Kuliah umum ini diselenggarakan oleh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dengan peserta sebanyak 250 orang yang berasal dari mahasiswa S1 hingga S3 dan instansi pemerintah khususnya LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional)
Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D mengemukakan bahwa pengembangan radar sangat berguna untuk monitoring bencana. Hal ini dikarenakan sistem radar tidak hanya memindai permukaan bumi saja akan tetapi sampai kebawah permukaan.
Pemindaian hingga bawah permukaan ini memungkinkan untuk mengetahui pergerakan tanah secara lebih detail untuk monitoring bencana longsor, pergerakan tanah, land subsidence dan bahkan baru-baru ini beliau sedang mengembangkan radar untuk prediksi gempa. Radar merupakan salah satu sensor yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh aktif. Radar tidak tergantung pada kondisi cuaca dan cahaya matahari karena dapat mentransmisikan gelombang elektromagnetik sendiri.
Josh, panggilan akrab Prof. Josaphat, merupakan salah satu ilmuwan dan penemu Indonesia yang berpengaruh di dunia di bidang radar dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Beliau adalah pemegang hak paten untuk antenna mikroskop, small satellite, circularly polarized synthetic aperture radar (CP-SAR), radar peramalcuaca 3 dimensi serta banyak lagi paten lain di bidang radar dan UAV. Josh lahir di Bandung pada 25 Juni 1970 dan besar di Kompleks TNI AU Colomadu, Karanganyar, Solo. Beliau tertarik mengembangkan radar karena ayahnya adalah seorang instruktur TNI AU. Saat ini Prof. Josaphat menjadi full professor di Chiba University dan mengembangkan penelitian serta penemuannya di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratoty (JMRSL). Pesan beliau untuk anak bangsa “Jika ingin Indonesia maju, maka jangan menjatuhkan orang lain, pujilah orang lain”.